May Day


Telah datang harimu wahai buruh
rayakanlah
sadarkanlah kawanmu
perjuangkanlah hakmu.

Pada barisanmu sajakku bersamamu
memihakmu
ajaklah saudaramu menari
di depanmu telah berdiri robot-robot kekar siap mencabik badanmu yang kurus itu bungkam sunyi.

Jangan kita hilang muka
sudah lemah raga
lemah jiwa.

Putuslah rantai belenggu kita
jadikan manivesto pembela
sebelum mimpi kita terbagi
sebelum habis negara dikuasai kepemilikan pribadi.

Jangan kau tanya kini arti kepatutan
sebab untuk bisa menjual peluh pun, kau harus berebut dengan saudaramu sendiri
Jangan kau tanya lagi keadilan
sebab untuk menjadi kuli pun, kau harus berkelahi dengan kawan sendiri
Saatnya tugasmu menyudahi
sebelum malapetaka kembali menimpa.

Kami tak bisa bicara lantang kepadamu tentang kebahagiaan
tak lagi mengirimimu kabar gembira
tidak juga taburkan bunga-bunga pada pahlawanmu disana
sebab pada hari ini sudah hilang kesadaran kita bersama.

Sudahi meminta-minta kebaikan hati penguasa
jawabannya sudah pasti legam seperti tubuhmu
jawabannya sudah pasti geram menjawab permintaanmu itu.

Kibarkan panji-panji kekuatanmu
hantamkan tinjumu
rebut hakmu dan jangan lagi mengharap-harap mukjizat
jadikan kesejahteraan kita kristalisasi keringat.

Lihatlah kawanmu
mereka mulai diam terkena candu
bunyi kesadaran telah dikuasai lupa dan absentia.

Bangkit
Bangkit jiwamu
bangkit badanmu
penuhilah pundakmu dengan kerja.

Lihatlah kawanmu dimana-mana
di seluruh penjuru dunia
merayakan hari ini dengan gembira
dengan gelora api kesadarannya.

Esok pagi kita akan bernyanyi
tembangkan gita suci kemerdekaan
hayo kita penuhi jalan-jalan
biarkan barisan kita membangunkan harapan.


Jakarta, May Day 2010
-Janu W-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar