Kesantunan




Merasakan hadirnya kesantunan seperti merasa basuhan air wudhu menyentuh mukaku. Diantara kantuk dalam dingin cipratannya. Kesantunan memberikan teduh hati dari bunyi suci yang menemukan sandaran. Seperti lelah perjalanan dan mendapati kursi topangan.

O, kesantunan

Ia dirindukan setiap hati. Ia bagaikan semerbak harum bunga yang memberikan sisa api keterjagaan atas lupa. Ia hadir menggandeng tangan sesama dalam keinsyafan menerima kehadiran yang lainnya.

O, kesantunan

Menjumpainya seperti memberi kita nyala. Membagi kita keihklasan dan toleran kepada sesama.

Masihkah pekerti kita tersisa?


Jakarta, 2010

-Janu Wijayanto-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar