Hadiah Puisi

Ia begitu ingin melukiskan wajahnya dalam kain itu
mengungkapkan untaian kalimat agung untuk kekasihnya
Ia yang bisa dipahami oleh larutnya malam dan cahaya rembulan
O bintang-bintang tak bertepi
Ingin kuberi hadiah puisi kepadamu

namun dia diam tak menjawab,
wajahnya bintang redup
wajah rembulan tak bercahaya
dan wajah-wajah itu menatap kepadaku
juga kepadamu
Pada bait-baik senja wajahnya murung
Dan terus menatap kepadaku
Juga kepadamu

Terimalah ini,
hadiah puisi
untukmu.



(Somewhere and sometimes...)

-Janu Wijayanto-




(Jakarta, 7 September 2011)