Tragedi Sekolahan

Lihatlah Ibu, anakmu letih menatap kertas ujian nasional
kerlip cahaya di mata
menanggung beban rekayasa orang dewasa.

Lihatlah Ibu, aih… anakmu lulus juga
tetapi, kelulusan ini hanya menjadi awal duka
sebab tak ada lagi dana untuk kemana.

Lihatlah Ibu, anakmu sekarang kerja
tetapi ia tak bisa apa-apa hanya tubuhnya saja semakin kurus
karena ingin mengganti tenaga dengan upah sedapatnya.

Jangan kau tanya berapa gajiku ibu
sebab di negeri ini buruh sepertiku tabu menanyakannya
lebih baik memilih diam tak tahu apa-apa.

Hai...hai... lihatlah Ibu,
anakmu pun berkeluarga
beranak pinak hingga kepalanya bercabang banyak
tetapi lihatlah tak ada lagi lebihan dari hasil kerja.

O, Ibu lihatlah anak-anakmu
mewariskan kembali kesengsaraan pada anaknya
beginilah kalau pernah sekolah namun tak sadar apa-apa untuk nasibnya.


Jakarta, 26 April 2010
-Janu W-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar