Pejuang Tanah Airku,
Jasadmu berserak di tanah kami
Darahmu mengaliri bumi kami
Jangan biarkan lagi rayuan yang lain mengalihkan muka kami darimu
Jangan biarkan lagi.... darah kami mengaliri darahmu.
Pejuang Tanah Airku,
Aku sentuhkan keningku di depan pusaramu
Aku ucapkan kasih pujian juga doa untukmu
Namun,.. lihatlah di bawah sana
Apimu menyala tanpa tanda, dan di baliknya suara riuh, jauh dari derap amanat derita rakyat yang menghilang dari detak kehidupan sebuah negara.
Pejuang Tanah Airku,
Lihatlah kini negerimu
Lihatlah kini tanah airmu
Lihatlah kini pemudamu
Lihatlah kini pemudimu
Mereka kini pemarah
Bahkan sanggup mengangkat bedil, tombak, pedang dan panah tetapi untuk saudaranya sendiri.
Pejuang Tanah Airku
Beri kami nyalamu
Beri kami apimu
Beri kami kobaran keberanianmu
Beri kami keteguhanmu
Beri kami cintamu
Agar kami segera bangkit dan sadar memeluk kembali persatuan generasi tanah airmu
Biarkan kami segera terpanggil berdiri tegak diatas kaki kami sendiri.
Kepadamu kami berkirim salam dan doa
Di pusaramu kami hanya orang-orang asing
Disana jasadmu telah menjadi debu
Biarkanlah tubuh kami hancur sepertimu suatu ketika tetapi ijinkanlah jiwa kami tetap menyala membawa garuda terbang tinggi.......
Membawa kepadamu kejayaan INDONESIA RAYA!!
Pejuanga Tanah Airku,
Di balik rintihan jutaan generasiku yang pendiam
Aku melihat deretan masa depan sebuah negeri yang tenggelam
lalu...tidakkah kau wariskan kodrat pembebasan itu!
tidakkah kau nyalakan terang sinar yang laksana pijar api sebagai letupan gunung-gunung api yang kini bosan dengan kehidupan diatasnya!
Tidakkah kini kau lihat? alam dan rakyat telah sama!!
Muak melihat pesta pora penguasa
Didalam perutnya bersiap memuntahkan lahar panas
Muntahkan amarah yang tak kunjung padam kepada para penjual negara yang masih hidup diatas bangkai saudara sebangsanya.
Pejuang Tanah Airku,
Kepadamu aku bercerita
Kepadamu kukirimkan doa.
Jakarta, 9 Februari 2011
-Janu W-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar