Lihatlah Negeri Kami Tuan

Lihatlah negeri kami tuan,

Untuk cinta kami kepadamu
Lihatlah kami berjalan mentiti batu
Lihatlah kami di atas pulau hutang membangun istana
Lihatlah kami berjalan di atas jurang yang setiap hari kami lalui.

Lihatlah negeri kami tuan,

Kami butiran embun yang bercerita kepada lautan
Tubuh kami menitik jatuh di sendang kehidupan
Kami adalah para pangeran negeri kaya yang berkendara kereta papa
Butir tangis kami telah menjadi besi.

Lihatlah negeri kami tuan,
Lihatlah kami, di tanah kami tuan dapat saksikan nasib menyerpih menjadi bubuk
Kaum kaya berkuasa
Menghibur kami dengan pesta.


Burung-burung terbang membawa kabar perih di balik pulau-pulau kaya
Di balik tanah subur kami tidur
Bulan menyembul di balik awan
Mentari menyapa sepanjang hari.

Lihatlah negeri kami tuan,

Ratapan rakyat telah menjadi batu
Senyap padat di balik setumpuk kertas hitungan laba perusahaan
Negeri kaya menata bebatuan duka rakyatnya
Menjadi jalan lapang hanya bagi kaum berkuasa.

Jakarta, 16 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar