Begitu terang wajah rembulan itu
menemani melipat dingin malam ini di balik kain sarungku
terduduk aku di kursi malas
semalas hatiku yang tak taat kepadamu
aku ini binatangMu.
Begitu kokoh gunung Mahameru
menyuguh riuh harapan di balik belukar kehidupan
tadi, di antara hujan kuhampiri bunyi sumbang pemilik kebenaran
tak berani berharap aku surgamu.
Kupeluk wajahmu dalam keluh desahku
aku anjingmu Paduka
setiap waktuku hanya berisi keluhan padamu.
Janu Wijayanto
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar