Aroma Kembang Kopi

Telah kuseberangi batasmu
melintasi bibir bukitmu
berteman aroma kembang kopi.

Aku menerka
menyoal dan bertanya
bergegas lekas dari balik kaca kedaraanku
mataku singgah pada tubuh-tubuh yang nampak lelah.

Matanya bertanya kepadaku
pada kedatangan-kedatangan baru yang mendekar padanya
kami punya harapan tetapi tidak punya kesempatan.

Aroma kembang kopi 
begitu wangi 
semerbak memberi harapan namun kemudian hilang kedalam semak belukar ketiadaan
mereka tetap bekerja
dan menunggui kemakmurannya yang selalu lama atau seringkali datang terlambat menyapanya.

Perjalanan ke Musi Rawas, 1 Februari 2010
(Diperbarui 2019)

-Janu Wijayanto-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar