Hari Yang Biasa


Aku tak lagi tersenyum mendengar kokok ayam
seperti juga kamu yang dilanda kemuakan
kau tolak beranjak dari ranjangmu
dan selubung ini membuat kita semua sama
manusia biasa
kadang merasa malas.

Aku tak lagi menandai malamku
sebab malam tak sudi lagi membiarkanku menghabiskannya
dan untuk itu aku tak lagi setia menungguinya.

Tetapi pagi selalu kembali tiba
tak lama lagi debu dan asap telah menanti kelopak mata
dan tiba kita pada hari-hari yang biasa.


Jakarta, 28 Maret 2010
(Diperbarui 2019)

-Janu Wijayanto-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar